Pengajian Tasawuf dan Falsafah (siri 3)

Apakah Ada (wujūd)? Adakah Ada? Mengapa Ada mengada? Apa relasi antara Ada (wujud) dan yang-ada (mawjūd)? Ini beberapa pertanyaan utama yang mengawali sekaligus menjadi poros filsafat, atau tepatnya Filsafat Pertama (al-falsafah al-‘ūlā) sebagai ilmu disiplin ilmu dalam tradisi Islam. Kedudukan topik Ada ini diingatkan oleh Ibnu Sina melalui testimoni Mulla Sadra, “Tidak mengenal ada, maka tidak mengenal apa-apa.”

Meski filsafat Islam bertransformasi secara evolusioner, setidaknya, dalam tiga mazhab utama, namun seluruhnya berada dalam arus utama dengan dua tepi: rasionalitas dan spiritualitas, dengan nalar dan wahyu, anpa kehilangan pangkal dan akarnya, yakni realitas dan Ada. 

Tentunya, studi filosofis kontemporer juga kian kokoh dan menjadi bagian mutakhir dari tradisi filsafat Islam dengan juga secara konsisten merujuk khazanah serta pemikiran filosof terdahulu. Ibnu Sina dan salah satu karya monumentalnya, yakni al-Isyārāt wa al-Tanbīhāt, ini merupakan satu dari sekian alternatif yang kredibel dan relevan. Dari memulai kajian? Dari pertanyaan-pertanyaan di atas melalui dua kata kunci: wujud dan mahiyah, atau ada dan apa.

Kepada yang berminat turut serta boleh hubungi: 

https://wa.link/gb6wy9

Tarikh tutup penyertaan pada 15 Januari 2023. (Bilangan terhad)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top